Upaya monopoli perdagangan pala yang dilakukan oleh Belanda salah satunya dengan cara menguasai daerah penghasil utama rempah ini. Pendirian benteng menjadi cara untuk menghadapi berbagai ancaman. Benteng selain berfungsi sebagai sarana pertahanan dan perlindungan juga menjadi tempat penyimpanan rempah.

[kompas-video src=’https://play-kompasvideo.streaming.mediaservices.windows.net/45072845-4965-4602-bea9-3a0f3eedc85f/kvms_13685_20170730-bentengdibanda.ism/manifest(format=m3u8-aapl-v3)’ caption=’-‘ credit=’pandu.lazuardy’ cover_src=’https://azk-cdn-audio-kompas.azureedge.net/kvms//IMAGES/2017/07/13685_p.png?v=25′ /]

Benteng Belgica yang terletak di Pulau Naira merupakan benteng terbesar dan lokasinya berada di pusat pemerintahan Kepulauan Banda. Terletak di atas ketinggian 30 meter di atas permuakaan air laut, bangunan saksi bisu upaya monopoli pala oleh Belanda ini masih utuh. Dari atas rondel (menara yang berada di kelima sudut benteng), panorama sekitar terlihat jelas dan sangat strategis untuk mengawasi pergerakan di sekitar Pulau Banda, Naira, dan Gunung Api.

[kompas-panellum id=”canvas” caption=”Benteng Belgica di Pulau Naira.” credit=”KOMPAS/Pandu Lazuardy P” /]

Selain Benteng Belgica, terdapat juga Benteng Nassau di Pulau Naira. Benteng ini dibangun tahun 1607 oleh Belanda di atas sisa fondasi benteng Portugis. Setelah direnovasi oleh Pieter Both pada 1609, benteng ini menjadi terkenal di jagat raya sejak 1617. Bentuknya persegi dan dilengkapi benteng pertahanan berbentuk hati di setiap sudutnya. Saat ini, hanya dapat ditemukan dua sisa benteng pertahanan di sisi utara benteng. Dua benteng lainnya rusak ketika diserang pasukan Inggis tahun 1810.

[kompas-image-360 src=”https://d33qo677evbora.cloudfront.net/wp-content/uploads/sites/138/2017/07/benteng-nassau2.jpg” caption=”Benteng Nassau.” credit=”KOMPAS/Pandu Lazuardy P” /]